meraih kebahagiaan

(diambil dari buku "Puncak Kefasihan")
Agama diturunkan oleh Tuhan ke dunia ini pada dasarnya untuk kebahagiaan manusia. Memang Agama juga mengharuskan kita untuk terus berperang melawan kebatilan dan kebodohan, namun berjuang dijalan Tuhan itu tidak berarti kita harus mencampakkan kebahagiaan dunia demi untuk kebahagiaan yang abadi di akhirat nanti. Karena bukankah agama diikuti agar kita bahagia di dunia dan akhirat?
Kebaikan bersama hanya akan terwujud jika kita saling memberikan kebahagiaan. Yang paling mungkin kita lakukan adalah dengan lingkungan terkecil yaitu diri kita sendiri dan keluarga. Bukankah berada dalam keluarga yang bahagia keinginan kita semua? Bukankah menjadi orang bahagia adalah impian setiap orang?
Nabi saw menyuruh kita: “sebarkanlah kebahagiaan di hati orang mukmin”. Disini beliau tidak menyuruh kita untuk membahagiakan orang lain, karena mukmin yang paling dekat dengan kita adalah diri kita sendiri. Kita diingatkan oleh Tuhan paling tidak 5 kali dalam satu hari untuk terus meraih kebahagiaan yaitu lewat muazin; hayya ‘alal falah, jadi kita harus (wajib) bahagia dulu sebelum memberikan kebahagiaan kepada orang lain. Karena, bisakah kita memberi sesuatu ketika kita tidak memiliki sesuatu itu? Hanya orang yang memiliki yang bisa memberi. Semoga kita semua memiliki.
Buku yang ditulis oleh Kang Jalal (Jalaluddin Rakhmat) yang berjudul “MERAIH KEBAHAGIAAN” mungkin bisa memberikan kita banyak pengetahuan tentang bagaimana meraih kebahagiaan itu dan apa kebahagiaan itu sendiri. Bacalah demi anda, kekasih anda, keluarga anda dan akhirnya umat.
Karena semua tak lain adalah untuk membahagiakan Rasulullah dan Ahlul Baitnya (semoga kita dikumpulkan bersama mereka) dan untuk mendapatkan rida Allah SWT. Semoga Allah mengumpulkan kita bersama orang-orang yang bahagia di dunia dan akhirat. Semoga...
Silent room, 18 Des 2005